Halaman

Senin, 13 Desember 2010

makalah model pembelajaran/V

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Dalam Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Siswa Biologi Pada Pokok Bahasan Sel di Kelas X SMA Negeri 1 Gegesik Kec. Gegesik Kab. Cirebon”.



Diajukan Untuk Memenuhi Tugas UAS
Mata Kuliah : Model-Model Pembelajaran
Dosen : Kartimi, M.Pd









Disusun Oleh :
Vivi Aviroh
04760919


Tarbiyah / IPA-Biologi C / V




DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
( IAIN )
CIREBON
2009

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Ketika melihat dunia pendidikan saat ini, sangat banyak yang dapat dilakukan untuk mengubah doktrinasi bahwa guru adalah sumber segala ilmu. Benar adanya bahwa guru adalah sumber segala ilmu, karena dari gurulah kita dapat mengetahui segala isi dunia yang begitu indah lewat materi pelajaran yang diajarkan. Itu dulu ketika masih sedikit sarana dan media yang mendukung dalam proses pembelajaran.
Pada zaman sekarang, begitu banyak yang dapat digunakan sebagai sarana dan media pendidikan. Mulai dari hal yang berada di luar diri manusia, hingga hal terkecil yang ada di dalam diri manusia. Apakah sebenarnya hal kecil di dalam diri manusia yang dapat dijadikan sebagai media dan sarana dalam proses belajar mengajar? Hal terkecil itu adalah otak manusia itu sendiri. Allah menciptakan otak manusia begitu kecil, lebih kecil dari buah semangka. Namun dibalik itu semua, Allah memberikan memori pengingat yang begitu banyak, daya berfikir kreatif, inovatif dan fleksibel, dan masih banyak lagi yang dapat digali dari daya berkembang otak.
Disamping itu, otak juga mampu menyerap berbagai ilmu pengetahuan mulai dari ilmu agama, bahasa, biologi, sains, dan lain-lain. Otak dapat menyerap ilmu-ilmu pengetahuan tersebut ketika ada media yang digunakan dalam penyampaiannya. Otak akan lebih mampu menerima apa yang disampaikan lewat audio visual ataupun audio saja. Mengapa demikian? Karena sesuatu yang bersuara dan bergerak adalah hal yang tidak monoton, begitu pula dengan sesuatu yang bersifat suara. Didalam suara terdapat nada-nada yang kemudian menjadi intonasi yang dapat didengarkan.
Tapi tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Yang Maha Kuasa. Sepintar apapun manusia membuat media untuk proses pembelajaran, tidak akan dapat menandingi media-media yang telah Allah ciptakan. Penulis adalah salah satu manusia yang tidak sempurna. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berfikir siswa dalam proses pembelajaran, penulis mencoba mengemukakan isi hatinya untuk meneliti sebuah judul penelitian. Judul penelitian tersebut adalah “Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe Think Pair Share (Tps) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Pokok Bahasan Sel”.
Model kooperatif learning tipe think pair share (TPS) ini merupakan sebuah model pembelajaran yang cetuskan oleh Franklin Lyman (1985), bertujuan untuk mengajarkan siswa agar lebih mandiri dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat membangkitkan rasa percaya diri siswa. Selain itu, model TPS ini juga mengajarkan siswa untuk bisa menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan orang lain.
Model TPS adalah model pembelajaran yang menunjukkan cara berfikir dan berbagi dengan kelompok. Dari model TPS ini dapat dilihat sejauh mana pengaruhnya dengan hasil belajar Biologi pada pokok bahasan Sel di SMA Negeri 1 Gegesik. Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari struktural kelas yang kurang optimal, karena kurangnya interaksi antar siswa dengan siswa, distribusi kemampuan berpendapat tidak merata. Hal tersebut disebabkan oleh kecenderungan guru memberikan kesempatan pada kelompok atas, sehingga kelompok yang kurang aktif enggan memberikan pendapat. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur kelas yang seperti itu dengan menerapkan model pembelajaran tipe think pair share (TPS).
Model TPS nampaknya dapat diterapkan dikalangan sekolah manapun. Karena model ini tidak membutuhkan banyak biaya, sehingga dapat digunakan baik di sekolah yang kurang memiliki fasilitas hingga sekolah elite sekalipun.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dIdentifikasi masalah yang ada.
1. Belum ada guru Biologi yang menggunakan model kooperatif learning tipe think pair share di SMA Negeri 1 Gegesik.
2. Belum diketahui adanya pengaruh penggunaan model kooperatif learning tipe think pair share di SMA Negeri 1 Gegesik.
3. Belum diketahui besarnya pengaruh penggunaan model kooperatif learning tipe think pair share di SMA Negeri 1 Gegesik.

C. Pembatasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti agar tidak melebar kepada masalah lain dan mengingat keterbatasan waktu penelitian. Penerapan model kooperatif learning tipe think pair share (TPS) terhadap hasil belajar Biologi siswa pada pokok bahasan Sel.

D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah ada dampak yang positif dari model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sel?”

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sel. Serta memberikan informasi tambahan kepada guru lain, pihak sekolah dan pihak lain.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.
1. Bagi Siswa
Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah Biologi sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berfikir kritis, inovatif dan sistematis. Selain itu, merangsang otak siswa menyusun kata-kata yang ilmiah dalam memberikan pendapatnya dan melatih siswa untuk dapat menerima perbedaan-perbedaan pendapat dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain.

2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk tidak egois dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Agar guru lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran, karena siswa juga dapat dijadikan sebagai sumber ilmu.

3. Bagi Sekolah
Dapat membantu menciptakan panduan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada pelajaran lain, dan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran demi kemajuan proses pembelajaran di masa yang akan datang.

4. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi penulis, yakni penulis dapat mengetahui apakah pengaruh model kooperatif learnig tipe think pair share efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sel kelas X semester I di SMA Negeri 1 Gegesik.











BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Kajian Teoretik
1. Kooperatif Learning
Sistem pembelajaran gotong royong atau kooperatif learning merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran yang berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok, karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepensi efektif diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002).

2. Think Pair Share
Think pair share (TPS) atau bertukar pikiran dengan pasangan merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Langkah-langkah dalam TPS yaitu:
1) Berpikir (thinking)
Guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir.

2) Berpasangan (pairing)
Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan jawaban selama beberapa menit untuk menyatukan gagasan mereka masing-masing

3) Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan seluruh siswa tentang apa yang telah mereka bicarakan.

3. Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga.
Belajar atau learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salahsatu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Menurut gagne (1984), belajar didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Menurut James O.Wittaker, “learning may be defined as the process by which behavior organites or is altered through training or experience”. Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Menurut Howard L. Kingsley, “learning is the process by which behavior (in the broader sense) is organited or changed through practice or training”. Belajar adalah proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

4. Hasil Belajar
Setiap individu yang belajar tentu dengan usaha atau kerja keras agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang siswa dalam pembelajaran dikatakan tuntas atau berhasil ketika dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berikut ini akan dipaparkan tentang pengertian hasil belajar, alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran, indicator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar.
1) Pengertian Hasil
Belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah, hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu atau kelompok. Dari ungkapan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak akan ada hasil apabila tidak ada kegiatan.

2) Alat Evaluasi Hasil Belajar
Langkah pertama yang perlu ditempuh oleh guru atau calon pendidik dalam menilai hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi hasil belajar ada dua macam, yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif. Bentuk objektif dapat berupa tes benar-salah, bentuk pilihan ganda, bentuk tes mencocokan, dan tes isian. Sedangkan bentuk subjektif dapat berupa tes esai.

3) Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar adalah sebuah acuan pencapaian keberhasilan suatu pembelajaran. Indikator pencapaian haruslah mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

4) Batas Minimum Hasil Belajar
Setelah mengetahui indikator yang hendak dicapai, maka guru perlu menentukan batas minimum keberhasilan dari indikator tersebut. Batas minimum itu digunakan untuk mempertimbangkan batas terendah hasil belajar siswa.

5. Tinjauan Bahan Ajar
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).

ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).

1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah: Protein - Lipid - Protein  Trilaminer Layer Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi selaput plasma adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.

2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel. Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).

Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan
Organel Sel tersebut antara lain :

a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

c. Miitokondria (The Power House)
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi); karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".

d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.

e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.

f. J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
a) Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum)
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).

b) Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
c) Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)

h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas Vakuola berisi :
• garam-garam organic
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati

Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.

i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.

j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.

k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).

Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru.
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti). Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.

B. Bahasan Hasil Penelitian Yang Relevan
Adapun hasil penelitian tentang pengaruh model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sel memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa.

C. Kerangka Pikir
Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk refleksi dari metode penelitian lainnya. Peneliti menggunakan metode PTK pada penelitian ini agar dapat lebih menyatu dengan keadaan dan situasi pembelajaran yang ada di SMA Negeri 1 Gegesik.
Yang akan diteliti pada PTK adalah penerapan model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sel. Model ini digunakan untuk merubah doktrinasi bahwa siswa datang ke kelas ibarat sebuah gelas kosong. Maksudnya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat memberikan pendapat dan argumentasi tentang Sel.
Pada model ini secara praktis siswa dituntut untuk berpikir kritis, analitis, inovatif, dan dapat bertanggung jawab atas jawaban atau permasalah yang ada. Siswa juga dituntut untuk lebih kreatif dalam mengemukakan pendapat dan argumen tentang Sel.
Setelah siswa mendapatkan jawaban atas permasalahan yang ada pada materi Sel, maka siswa pun dapat mengidentifikasi sel tersebut.

B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang ingin diajukan pada penelitian ini adalah apakah ada dampak yang positif dari penerapan model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar Biologi siswa pada pokok bahasan Sel.


BAB II
METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gegesik kelas X semester I tahun ajaran 2009/2010.

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kemmis (1983) menjelaskan bahwa PTK adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari kegiatan prakterk sosial, pemahaman suatu kegiatan, dan situasi suatu kegiatan.

2. Intervensi Tindakan Atau Rancangan Siklus Penelitian
Rancangan Siklus Penelitian












Setiap siklus dalam penelitian ini mengikuti prosedur penelitian sebagai berikiut :
a) Perencanaan, dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Membuat skenario pembelajaran.
1) Berpikir (thinking)
Pertama – tama guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran disini pokok bahasannya adalah sel, misalnya anatomis sel, bentuk sel dan fungsi, kemudian meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir.

2) Berpasangan (pairing)
Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan jawaban selama beberapa menit untuk menyatukan gagasan mereka masing-masing

3) Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan seluruh siswa tentang apa yang telah mereka bicarakan.

2. Menyimpulkan jawaban dari setiap siswa tang sudah mempresentasikan untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika menggunakan model pembelajaran tipe TPS dan mengamati perilaku siswa serta perhatian siswa terhadap pelajaran yang sedang berlangsung, juga guru yang sedang mengajar.

3. Membuat alat evaluasi, untuk melihat apakah prestasi siswa dalam belajar biologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada pokok bahasan sel dapat meningkat.



b) Pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Pembentukan kelompok belajar heterogen yang beranggotakan 2 siswa (sepasang) untuk tiap kelompok oleh guru bidang studi, dengan berdasarkan nilai ulangan harian sebelum pelaksanaan tindakan.

2. Peneliti mengamati guru di dalam kelas selama melaksanakan tindakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

3. Peneliti secara terus menerus melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa yang terjadi pada diri siswa dan membuat catatan tersendiri tentang dampak perilaku guru terhadap siswa.

c) Observasi
kegiatannya adalah melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Proses observasi dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian.

d) Evaluasi
Dilakukan pada setiap akhir siklus tindakan. Evaluasi bertujuan untuk melihat apakah pemahaman siswa dalam belajar biologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS meningkat atau tidak.
Alat evaluasi untuk siswa adalah tes hasil belajar. Adapun kriteria untuk mengukur keberhasilan siswa dalam peningkatan prestasi belajar pokok bahasan sel yaitu apabila siswa secara perorangan memperoleh nilai 6,5 ke atas. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 85 % siswa telah mendapat nilai 6,5 ke atas.

e) Refleksi
Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis, dalam hal ini termasuk hasil evaluasinya. Dari hasil yang didapatkan guru, baru akan merefleksikan diri dengan melihat data observasi, bila hasil yang diperoleh belum memenuhi target yang telah ditetapkan pada indikator kinerja, maka penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya dalam memperbaiki tindakan yang dilakukan sebelumnya.

C. Subyek atau Partisipan Yang Terlibat Dalam Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMA Al-Hasra kelas X semester I tahun ajaran 2009/2010.

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini peran dan posisi peneliti adalah sebagai guru dan peneliti yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Biologi kelas X.

E. Tahapan Intervensi Tindakan
1. Perencanaan Tahap perencanaan pada penelitian ini meliputi :
a. Menentukan pokok bahasan
b. Menentukan media yang tepat untuk pokok bahasan
c. Mengembangkan skenario pembelajaran
d. Menyiapkan instrument tes (tes essay, lembar observasi dan kuesioner)
e. Membentuk kelompok siswa
f. Menyimpulkan materi

2. Tindakan
Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu menerapkan model kooperatif learning tipe think pair share yang mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan.

3. Pengamatan
Pengamatan atau observasi terhadap penerapan model kooperatif learning tipe TPS dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan
b. Membahas hasil evaluasi mengenai RPP, skenario, dan lain-lain
c. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil evaluasi, dan digunakan untuk tahap berikutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas ini adalah setelah siswa mengalami pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe TPS ini dapat meningkatkan hasil belajar, baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Model kooperatif learning tipe think pair share adalah suatu model yang menitikberatkan siswa untuk lebih dapat berpikir kritis dan analitis pada setiap jawaban atau masalah-masalah Biologi yang ada, sehingga siswa termotivasi untuk inovatif dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

G. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil lembar essay, lembar observasi, dan lembar kuesioner.

H. Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data pelaksanaan dan hasil tindakan yang telah dilaksanakan akan menggunakan beberapa instrumen, yaitu:
1. Tes penguasan konsep Untuk mengetahui penguasann konsep siswa tentang Sel, maka instrumen yang digunakan adalah bentuk essay yang meliputi jenjang ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4).
2. Lembar observasi Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memberikan jawaban dan argumen tentang materi yang diajarkan.
3. Lembar kuesioner Lembar kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang penerapan model kooperatif tipe TPS.
I. Teknik Pengumpulan Data
Cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan test subjektif bentuk essay dan lenbar observasi untuk mengetahui nilai kerjasama siswa pada proses pembelajaran. Test subjektif ini digunakan setelah siswa mendapatkan materi pelajaran. Selain itu untuk mengetahui tanggapan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Dalam menganalisis butir-butir soal yang diujicobakan, peneliti menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
1. Pengujian validitas instrument
Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sohih. Untuk pengujian validitas test dilakukan dengan uji point diserial dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
  Mp – Mt p
rpbis =
  St q
Keterangan: rpbis = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Mean skor dari subjek yang menjawab benar
Mt = Skor total seluruh peserta tes
St = Standar deviasi skor total
p = Proporsi subjek menjawab betul
q = 1-p


2. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan atau konsistensi hasil suatu pengukuran. Untuk mengetahui reliabilitas tes instrument hasil belajar siswa digunakan rumus Flanagan, dengan terlebih dahulu melakukan analisis butir soal menggunakan teknik belah dua genap – ganjil. Rumusnya sebagai berikut:
 1 – V1 – V2 V−)
 r11 = 2
  Vt

Keterangan: r11 = reliabilitas instrument
V1 = Varians skor butir ganjil
V2 = Varians skor butir genap
Vt = Varians skor total

Untuk semua varians, rumusnya adalah:
∑X 2
∑X2 —
  N
V =
  N

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini sangat penting karena tekni analisis yang akan dipakai selanjutnya.

2. Perhitungan Nilai Kemampuan Psikomotor
Untuk menghitung nilai kemampuan psikomotor suatu tes performance dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi. Rumusnya sebagai berikut:

Skor yang di peroleh siswa
Skor = X 100 %
Skor total


Adapun skala penilaian yang digunakan adalah:
Skala nilai Arti Nilai
85 – 100 Baik Sekali
80 – 84 Lebih dari baik
70 – 79 Baik
<70 Kurang

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Untuk memperbaiki kekurangan hasil penelitian pada siklus awal, maka dilanjutkan ke siklus kedua.
1. Perencanaan Tahap perencanaan pada penelitian ini meliputi :
a. Menentukan pokok bahasan
b. Menentukan media yang tepat untuk pokok bahasan
c. Mengembangkan skenario pembelajaran
d. Menyiapkan instrument tes (tes essay, lembar observasi dan kuesioner)
e. Membentuk kelompok siswa
f. Menyimpulkan materi

2. Tindakan
 Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu menerapkan model kooperatif learning tipe think pair share yang mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan.

3. Pengamatan
Pengamatan atau observasi terhadap penerapan model kooperatif learning tipe TPS dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan
b. Membahas hasil evaluasi mengenai RPP, skenario, dan lain-lain
c. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil evaluasi, dan digunakan untuk tahap berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar