Halaman

Jumat, 17 Desember 2010

soal dan Jawaban KepSel

1. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan di pengaruhi faktor luar, contoh cahaya. Bagaimana cahaya dapat berpengaruh pada tanaman? dan mengapa tumbuhan yang hidup pada tempat bercahaya pertumbuhan lebih cepat?

jawaban
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.
http://organisasi.org/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-dan-pertumbuhan-tumbuhan-tanaman-teori-biologi

2. Jelaskan mengenai glikolisis, siklus krebs dan transport elektron!

jawaban
Katabolisme sel merupakan proses merombak molekul kompleks menjadi molekul yang lebih guna mendapatkan energi. Salah satu katabolisme utama adalah pemecahan molekul glukosa yang kita kenal dengan istilah glikolisis.
Proses glikolisis dilanjutkan dengan siklus asam sitrat/daur krebs yang didahului oleh dekarboksilasi oksidatif. Setelah itu dilanjutkan dengan transpor elektron.
Perbedaan dari keempat rangkaian kompleks itu dapat dilihat secara sederhana melalui substrat, produk dan tempat terjadinya reaksi.
1)Glikolisis substratnya adalah 1 molekul glukosa (yang memiliki 6 atom Carbon) dengan bantuan berbagai macam enzim menghasilkan produk berupa 2 molekul asam piruvat(yang memiliki 2 molekul asam piruvat) serta 2 molekul ATP dan 2 molekul NADH. Terjadi di sitoplasma
2)Dekarboksilasi oksidatif atau reaksi antara mengubah produk berupa2 molekul asam piruvat(3 atom Carbon) menghasilkan 2 molekul Asetil Koenzim A (yang memiliki 2 atom Carbon) serta 2 molekul ATP dan 2 molekul NADH. Terjadi sitoplasma
3) Daur Krebs produknya adalah hasil dekarboksilasi oksidatif yaitu 2 molekul Asetil Koenzim dan menghasilkan produk berupa 2 molekul GTP, 2 molekul FAD dan 6 molekul NADH. Terjadi di mitokondria
4) Transpor elektron merupakan proses yang menghasilkan energi tertinggi. Transpor elektron menggunakan Oksigen sebagai akseptor Hidrogen sehingga nantinya akan menghasilkan hasil sampingan berupa air. Produknya adalah NADH dan FADH yang dihasilkan di proses sebelumnya akan menghasilkan 32 ATP. Terjadi di mitokondria.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080725182230AAMR3zQ

sorry langsung 5
5. Bagaimana teori evolusi Darwin dan teori evolusi lanmarck ?

jawaban
Pilih Teori Evolusi Darwin atau Lamarck?
Pilih Teori Evolusi Darwin atau Lamarck?
Tentang jawaban "Mengapa jerapah berleher panjang?"

Menurut Lamarck:
Dahulu kompetisi untuk memperoleh makanan sangat tinggi, dan jerapah harus mengambil daun di dahan2 yang tinggi. Sehingga untuk dapat memperoleh makanannya tersebut, jerapah memanjangkan lehernya. Lambat laun, secara berangsur-angsur ruas tulang leher jerapah meregang dan menjadi panjang (setelah evolusi beberapa generasi) dan diwariskan kepada keturunannya berikutnya hingga sekarang.

Menurut Darwin:
Dahulu ada 2 jenis jerapah, yaitu jerapah leher pendek dan jerapah leher panjang.
Karena kompetisi mencari makanan sangat tinggi, jerapah harus mengambil daun di dahan yang tinggi. Jerapah leher pendek tidak dapat memperoleh makanannya, sehingga jenis jerapah ini banyak yang mati.
Hal ini berlangsung terus menerus menyebabkan jerapah leher pendek punah dan yang hanya tersisa jerapah leher panjang hingga sekarang.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100506055616AAVwHD2

jurnal ZPJ dan review

ZPJ: Free Journals
Philosophy-Language-Education
Teachers’ Perception and Problems on School Based Curriculum Implementation
Posted: May 20, 2009 by Zainurrahman in Curriculum Development
Tags: curriculum development aspects, KTSP implementation, school based curriculum implementation, teachers' perception on school based curriculum
8
Teacher’s Perception and Problems on School Based Curriculum Implementation
A Research on the School Based Curriculum Implementation
By Zainurrahman
Abstract
School Based Curriculum or KTSP which is being applied in Indonesia is now perceived by a curriculum that gives place to the variations of the school. The curriculum is built by the school based on consideration of some internal and external significance variables related to the school itself. However, as autonomous curriculum, it also demands teacher and school to be skilled and trained. This demand then causes different perception of the teachers as the curriculum user on the KTSP. Meanwhile, curriculum as a set of education plan should be prepared and adapted based on the learning situation and future demand and because of this, in implementing KTSP teacher must deal with some problems. In other side, curriculum as a dynamic thing, will always be changed and developed. Therefore, research on the KTSP regard to the teacher’s perception and the problems the teacher deal with in implementing it is needed. The result of the research will be important as the reference or at least consideration in the curriculum development. That is why this research is put into account.
As mentioned, that this research is conducted to investigate the teacher’s perception on the KTSP and the problems the teacher “usually” deal with in implementing KTSP. Therefore, this research needs participants who are implementing KTSP or at least have implemented it. This research’s participants are teachers who have applied the KTSP and by employing electronic correspondence, this research then gathered the data needed. The data then is analyzed by employing qualitative data analysis; where the data is classified, commented, synthesized and described.
This research, finally, found that KTSP still offers the “incompleteness” and some complexities that should be considered later on. This research is hoped give an overview of teacher’s perception and the problems in KTSP implementation.
http://zainurrahmans.wordpress.com/2009/05/20/teachers%E2%80%99-perception-and-problems-on-school-based-curriculum-implementation/





REVIEW
Kurikulum berbasis sekolah atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penanti kurikulum yang dulu yaitu KBK. Kurikulum KTSP ini diterapkan di Indonesia pada tahun 2006. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempat, Komisi Pendidikan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), pejabat pendidikan, daerah, kepala sekolah, tenaga kependidikan, perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Kamis, 16 Desember 2010

jurnal dan review jurnal pendidikan sains & teknologi nasional


Menerapkan Sains dan Teknologi dengan Pendidikan
Sabtu, 17 Oktober 2009
International Education Curriculum & KTSP
International Education Curriculum
(Correlation with KTSP Curriculum in Indonesia )

Added & Edited By:

Arif Nurahman
(Universitas Pendidikan Indonesia [www.banjarcyberschool.co.cc])
Wael Alghamdi
(Dar Al Fikr School Saudi Arabia [www_333_www@hotmail.com])
Arif Kara
(ICT Consultant Turkey [BadBoyArif@gmail.com])
Christian Daniels
(Proviso East High School, Chicago Illinois, USA. Now at Stanford Univ. Bio mechanical Engineering [cdaniels@Stanford.edu])

Supervisor:
Dr. Ina Yusuf, M.A.
(Senior Lecture in Curriculum,UPI)


What is hope.................

What hope means

Hope is bright shining light which keeps darkness at the bay
Hope is gentle cold breeze on a hot summer day

Hope is to remain positive when going gets tough
hope is seeking more when others think u had enough

What hope means

Hope is dreaming of tommorow
Hope is simmering under sorrow

Hope is sparkles when tears in our eyes
Hope is a beautiful thing & beutiful things never dies

What hope means

Hope is as light as a feather
Hope keeps all of us together

Hope is ubiquitous and free of cost
hope is the last thing ever lost.....
by: Vineet Bansal


Abstract

In formal education, a curriculum (plural curricula) is the set of courses, and their content, offered at a school or university. As an idea, curriculum stems from the Latin word for race course, referring to the course of deeds and experiences through which children grow and mature in becoming adults. (Wikipedia)

Introduction

In formal education or schooling, a curriculum is the set of courses, course work, and content offered at a school or university. A curriculum may be partly or entirely determined by an external, authoritative body (i.e. the National Curriculum for England in English schools). In the U.S., each state, with the individual school districts, establishes the curricula taught. Each state, however, builds its curriculum with great participation of national academic subject groups selected by the United States Department of Education, e.g. National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) for mathematical instruction. In Australia each state's Education Department establishes curricula. UNESCO's International Bureau of Education has the primary mission of studying curricula and their implementation worldwide.

Curriculum means two things:
(i) the range of courses from which students choose what subject matters to study, and
(ii) a specific learning program. In the latter case, the curriculum collectively describes the teaching, learning, and assessment materials available for a given course of study.

Currently, a spiral curriculum
(or tycoil curriculum) is promoted as allowing students to revisit a subject matter's content at the different levels of development of the subject matter being studied. The constructivist approach, of the tycoil curriculum, proposes that children learn best via active engagement with the educational environment, i.e. discovery learning.

A crucial aspect for learning, understanding by stimulating the imagination, is absent in the so-called "neo-conservative curriculum" that stresses the ineffective aspects of knowledge amounts and of logico-mathematical thinking, i.e. rote learning.

Crucial to the curriculum is the definition of the course objectives that usually are expressed as learning outcomes' and normally include the program's assessment strategy. These outcomes and assessments are grouped as units (or modules), and, therefore, the curriculum comprises a collection of such units, each, in turn, comprising a specialized, specific part of the curriculum. So, a typical curriculum includes communications, numeracy, information technology, and social skills units, with specific, specialized teaching of each.(Wikipedia)

Contents

Pada tahun 2006 telah diberlakukan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor: 22 tentang Standar Isi (SI), Nomor: 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan Nomor: 24 tentang Pelaksanaan SI dan SKL untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Mengacu pada SI dan SKL ini, sekolah-sekolah yang mampu (memiliki sumber daya pendidikan memadai), diharapkan pada tahun pelajaran 2006/2007 telah mengembangkan dan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk sekolahnya masing-masing. Sedangkan bagi sekolah yang kurang mampu, diharapkan paling lambat pada tahun 2009/2010 telah mengembangkan KTSP untuk sekolahnya. Gubernur dapat mengatur pelaksanaan KTSP di wilayahnya untuk satuan pendidikan SMA, SMK, dan pendidikan khusus; sedangkan Walikota/Bupati dapat mengatur pelaksanaan KTSP di daerahnya untuk satuan pendidikan SD dan SMP. Dalam pelaksanaannya, belum semua sekolah mampu mengembangkan KTSP; bahkan banyak kalangan meragukan keberhasilan pengembangan KTSP.

Pengembangan Kurikulum



KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dengan KTSP, bangsa Indonesia telah memasuki babak baru dalam pengembangan kurikulum. Kurikulum-kurikulum sebelumnya, yang mengembangkan adalah Pemerintah, dalam hal ini Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (dulu Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Balitbang Depdikbud) bekerja sama dengan unit-unit terkait, sedangkan guru tinggal mengimplementasikannya. Hal ini relevan dengan pengelolaan pemerintahan pada waktu itu, yakni sentralistik.Memasuki era reformasi, pengelolaan pemerintahan telah berubah menjadi desentralisasi, berupa otonomi daerah dan otonomi sekolah; sehingga, pengembangan kurikulum oleh Pemerintah tidak relevan lagi. Selain itu, pengembangan kurikulum oleh Pemerintah memiliki kelemahan, karena kemampuan peserta didik seolah-olah disamaratakan dari Sabang sampai Merauke. Padahal kenyataannya kemampuan peserta didik antara daerah satu dengan daerah lainnya, antara sekolah satu dengan sekolah lainnya, berbeda satu sama lain; dan yang paling memahami kemampuan peserta didik adalah para guru yan bersangkutan. Oleh karena itu, yang paling ideal mengembangkan KTSP adalah para guru yang bersangkutan.



Namun demikian, banyak kalangan yang pesimis terhadap keberhasilan pengembangan KTSP ini, terutama justru kalangan dari lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK). Alasan yang dikemukakan antara lain karena guru ketika masih menempuh pendidikan di LPTK (IKIP atau FKIP) belum diberi bekal tentang bagaimana mengembangkan kurikulum. Bekal yang diberikan adalah bagaimana mengimplementasikan kurikulum yang sudah ada, yang disusun oleh Pemerintah.



Berkenaan dengan hal itu, maka dalam Permendiknas Nomor 24 tentang Pelaksanaan SI dan SKL dijelaskan bahwa guru dapat mengembangkan sendiri KTSP mengacu pada SI dan SKL; dapat pula (dalam masa transisi) mengadaptasi, bahkan mengadopsi model-model kurikulum yang disusun oleh Pusat Kurikulum.



Pelaksanaannya, pada tahun pertama, boleh saja guru/sekolah mengadopsi; tetapi pada tahun ke dua diharapkan mampu mengadaptasi; dan selanjutnya, pada tahun ke tiga bersama komite sekolah (diharapkan terdiri atas tokoh-tokoh masyarakat setempat) sudah mengembangkan sendiri KTSP sesuai dengan: (1) visi, misi, dan tujuan sekolah, (2) potensi/karakteristik daerah, (3) sosial budaya masyarakat setempat, serta (4) kemampuan awal dan karakteristik peserta didik.



Pendampingan Pengembangan KTSP



Agar setiap sekolah mampu mengem-bangkan KTSP, dan dalam rangka menindaklanjuti Surat Edaran Mendiknas Nomor 33/SE/MPN/2007 tentang perlunya pembentukan tim sosialisasi KTSP di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, pada tahun 2007 Pusat Kurikulum telah memprakarsai pembentukan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di 33 provinsi dan 66 kabupaten/kota, serta memberikan bantuan profesional kepada para widyaiswara dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) serta Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) di seluruh Indonesia.



Selanjutnya, pada tahun 2008, pemben-tukan TPK semula direncanakan akan Wawasandilanjutkan di 441 kabupaten/kota, tetapi karena adanya pengurangan anggaran akhirnya hanya akan dilakukan pada 293 kabupaten/kota. Selain itu, pada tahun 2008 juga dilakukan pendampingan pengembangan KTSP di 192 kabupaten/kota. Pelaksana pendampingan adalah TPK kabupaten/kota dengan nara sumber dari Pusat Kurikulum. Pada tahun 2008, pelaksanaan pendampingan di masing-masing kabupaten/kota melibatkan 50 orang TPK kabupaten/kota sebagai fasilitator pendampingan, 100 orang guru dan kepala SD, SMP, SMA, SMK, PLB, dan PAUD sebagai peserta, serta 3 orang Pusat Kurikulum sebagai nara sumber.

Hasil yang diharapkan, TPK provinsi dapat melakukan koordinasi dan supervisi terhadap pelaksanaan tugas TPK kabupaten/kota serta melakukan pendampingan pengembangan kurikulum di beberapa sekolah terpilih; TPK kabupaten/kota mampu melakukan pendampingan pengembangan kurikulum ke semua sekolah di daerahnya; sedangkan LPMP dan P4TK mampu melakukan pendampingan pengembangan kurikulum melalui kelompok kerja pengawas sekolah (KKPS), kelompok kerja guru (KKG), musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), kelompok kerja kepala sekolah (KKKS), gugus sekolah (GS), maupun ke beberapa sekolah terpilih. Secara diagramatis, strategi pelaksanaan bantuan profesional (bimbingan teknis dan pendampingan).



Dengan berbagai upaya tersebut, dan didukung pendanaan yang memadai, baik oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota, serta masyarakat luas, mudah-mudahan berbagai kalangan yang semula pesimis terhadap keberhasilan pengembangan KTSP akan berubah menjadi optimis dan ikut mendukungnya, bahkan ber-empati terhadapnya, Amin!

Closing

The strategic objective is to contribute to the development of the capacities of specialists, practitioners and decision-makers in the design, management and implementation of the quality of curriculum-making processes and inclusive curricula.

The IBE or Pusat LITBANG Kurikulum works in partnership with national education authorities, international organizations, non-governmental organizations and academic institutions, and offers technical assistance, training, policy advice and a wide range of resources, tools and materials.


Conclusion

The Purpose of Curriculum Development is for support UNESCO's Slogan: Learning to Live Together.

We hope that our Nation (Indonesia) can Change to Positive Way specially in Education by the development of KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

The term “learning to live together”, central to UNESCO’s mission. The concept of learning to live together is centered on the development of understanding, consideration and respect for others, their beliefs, values and cultures. This is considered to provide the basis for the avoidance of conflicts or their non-violent resolution and for ongoing peaceful coexistence. Beyond that, it implies recognizing difference and diversity as opportunity rather than danger and as a valuable resource to be used for the common good.



A good number of countries are also looking for new ways to encourage learning to live together, including human rights and citizenship education, education for peace, fighting against marginalization and all kinds of discrimination.

References

1. ^ Jackson, Philip W. "Conceptions of Curriculum and Curriculum Specialists." In Handbook of Research on Curriculum: A Project of the American Educational Research Association, edited by Philip W. Jackson, 3-40. New York: Macmillan Pub. Co., 1992.
2. ^ Pinar, William F., William M. Reynolds, Patrick Slattery, and Peter M. Taubman. Understanding Curriculum: An Introduction to the Study of Historical and Contemporary Curriculum Discourses. New York: Peter Lang, 1995.
3. ^ Bobbitt, John Franklin. The Curriculum. Boston: Houghton Mifflin, 1918.
4. ^ National Education Standards...They're Back! (article)
5. ^ Diane Ravitch, National Standards in American Education A Citizen's Guide (book)
6. ^ Kelly, A.V. (1989) The Curriculum: theory and practice 3rd Ed
7. ^ Norman, R. (2000) Cultivating Imagination in Adult Education Proceedings of the 41st Annual Adult Education Research.
8. ^ Egan, K. (1992). Imagination in Teaching and Learning. Chicago: University of Chicago Press.


Acknowledgment:
1. Our Parents & Teachers in SMAN 1 Banjar (Kota Banjar)
2. All my Friends
3. Ibu. Dra. Roswati Mudjiarto, M.Pd (UPI)
4. Kak Arvino Mudjiarto (President Works Code Indonesia)
5. Bpk. Herry Widyastono (Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas R.I.)
6. Bpk. Onni Jamhari, Ph.D. (Stanford Univ. & International Students Service)
7. Bpk. Dadi Darmadi Ph.D. (Post Graduated Harvard University at Anthropology Department)
8. Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia


Organization:
1.International Bureau of Education
2. Himpunan Alumni SBI SMAN 1 Banjar, Kota banjar
3. The Sundanese Cyber School Alliance
4. MIT-Harvard Open Course Ware
5. Tim Olimpiade Kota Banjar



Link:
1.http://www.puskur.net/
2.http://banjarcyberschool.co.cc
3.http://www.ibe.unesco.org/en.html
4.http://smansabanrsbi.blogspot.com/

Sorry If There's Something Mistake

"Salam Pendidikan Untuk Peradaban"
Diposkan oleh FiBuSi Research Centre di 23.19 http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif


 REVIEW

Salah satu komponen penting sistem pendidikan adalah kurikulum, karena kurikulum dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara; khususnya oleh guru dan Kepala Sekolah. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan
Pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang bertujuan untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan zaman Inovasi terbaru pemerintah adalah dengan menyempurnakan kualitas kurikulum yang lama, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sekarang diganti dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang berproduktif dalam masyarakat. Dalam kurikulum terdapat komponen-komponen tertentu yaitu pernyataan tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran, bentuk dan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil belajarDi tahun 2006, semua satuan pendidikan di Indonesia menetapkan kurikulum baru yakni dari KBK menjadi KTSP. KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan.  Terkait dengan penyusunan KTSP ini, BSNP telah membuat panduan penyusunan KTSP. Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTS/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangak kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
4 (empat) komponen panduan penyusunan KTSP yakni;
  1. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
  2. Struktur dan muatan KTSP
  3. Kalender penelitian
  4. Silabus dan RPP

Penerapan KTSP dalam semua mata pelajaran, terdiri dari penerapan dalam bahan ajar/buku teks, metode, media, dan sistem penilaian.

Senin, 13 Desember 2010

makalah fisiologi tumbuhan/VI

DIFUSI DAN OSMOSIS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Dosen : Dangi S.Si, MA
Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan





Disusun Oleh :

VIVI AVIROH
07460919



TARBIYAH / IPA-BIOLOGI C / VI


KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2010

DIFUSI DAN OSMOSIS
Tumbuhan mengambil bahan atau zat-zat yang diperlukan untuk hidupnya dari lingkungan. Tumbuhan memerlukan bermacam-macam zat. Penyerapan air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya akan dilakukan oleh bagian-bagian tubuh tumbuhan yang langsung berhubungan dengan air atau zat yang terlarut di dalamnya. Proses penyerapan zat dapat berupa gas, air, dan ion-ion yang ada di dalam air tanah.

Artinya : ” Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”. (Q.S. Al-Hijr : 22)
Transpor pasif merupakan transpor ion, molekul, dan senyawa yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran plasma. Transpor pasif mencakup osmosis dan difusi. Difusi dibedakan menjadi difusi dipermudah dengan saluran protein dan difusi dipermudah dengan protein pembawa.

A. Imbibisi
Imbibisi terjadi pada benda-benda yang bagian-bagiannya dapat mengikat molekul-molekul air pada permukaannya. Jadi, imbibisi adalah perpindahan molekul-molekul air ke suatu zat lain melalui lubang-lubang (pori) dan molekul-molekul air tersebut menetap di dalam zat tersebut.

B. Difusi
Molekul-molekul selalu berada dalam keadaan gerak. Gerakkan ini disebabkan oleh suatu tenaga yang dinamik yang disebut tenaga kinetik. Energi ini merupakan sumber tenaga sehingga molekul-molekul dapat menarik dan menolak. Baik gas maupun zat cair dan zat padat molekul-molekulnya ada kecenderungan untuk menyebar ke segala arah sampai terdapat suatu konsentrasi yang sama. Penyebaran molekul ini ditimbulkan oleh suatu gaya yang sama dengan energi kinetis.
Difusi terjadi karena perbedaan konsentrasi, adanya konsentrasi akan menimbulkan tekanan pada molekul-molekul maka terjadilah penyebaran yaitu penyebaran molekul dari daerah yang konsentrasinya lebih tinggi menuju ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa ini disebut difusi. Akhir dari proses difusi akan diperoleh tekanan difusi yang sama. Difusi dapat juga dikatakan sebagai usaha untuk meniadakan beda kadar antara dua larutan. Maka terjadilah larutan yang homogen.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
1. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
5. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

C. Difusi dengan Fasilitas
Difusi terbantu atau difusi dipermudah adalah difusi yang memerlukan bantuan protein, misalnya enzim. Contohnya pada bakteri Escherichia coli jika dipindahkan ke medium yang menganndung laktosa, maka metabolismenya menurun. Salah satu sebabnya ialah membran selnya tidak dapat menembus laktosa (impermeabel). Tetapi setelah beberapa menit laktosa mulai masuk ke dalam sel, karena terbentuknya enzim dalam sel yang disebut permease. Permease adalah suatu protein membran sel yang membuatkan jalan bagi laktosa agar dapat melintasi membran ganda fosfolipid dan hidrofobik dari membran sel. Difusi yang tergantung pada suatu organisme transport dari membran sel seperti permease disebut difusi terbantu. Difusi dipermudah dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Difusi dipermudah dengan saluran protein substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membrane plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang di bentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.
b. Difusi dipermudah dengan protein pembawa, proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu saluran dan mengikat substansi yang ditranspor. Protein ini disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut molekul polar, misalnya asam amino dan glukosa.

D. Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, membran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O, CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul-molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam–garam mineral, tidak dapat menembus membran secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran.

E. Mekanisme Difusi dan Difasilitasi
Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah masuknya zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein transporter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transporter yang khusus, misalnya untuk masuknya suatu molekul glukosa diperlukan protein transporter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel–sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi.

F. Osmosis
Pada sel tumbuhan disebelah dalam dari dinding sel terdapat membran sel. Membran sel ini bersifat semipermeabel atau selektif permeabel. Membran sel ini mampu melakukan seleksi molekul zat tertentu karena komposisi kimia dari membran sel tersebut, sehingga membran sel dapat menentukan zat kimia apakah dapat masuk atau tidak ke dalam sel atau sebaliknya. Tumbuhan dapat mengambil air dan zat-zat larut di dalamnya melalui proses difusi atau osmosis. Osmosis pada dasarnya adalah difusi air, yaitu air dari yang memiliki potensial air lebih tinggi ke daerah yang potensial airnya lebih rendah melalui suatu membran yang bersifat semipermeabel. Zat-zat yang dapat melalui membran yang semipermeabel antara lain molekul air atau zat-zat tertentu yang terlarut di dalam air yang memiliki molekul zat yang berukuran kecil. Air dapat masuk ke dalam tubuh tumbuhan melalui sel bulu-bulu akar tanaman yang dapat menimbulkan tekanan pada dinding sel. Tekanan air pada dinding sel disebut dengan tekanan turgor. Proses Osmosis dalam Tumbuhan adalah sebagi berikut :

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Osmosis pada tumbuhan terjadi secara alami dengan adanya perbedaan konsentrasi air yang ada diluar dan didalam tumbuhan yang menyebabkan air keluar dan masuk. Peristiwa masuk dan keluarnya air dari tumbuhan dipengaruhi lingkungannya, pada saat keadaan hipotonik maka air akan masuk kedalam tumbuhan, namun apabila lingkungan sekitarnya hipertonik, maka air akan keluar dari tumbuhan yang akan menyebabkan tumbuhan kekurangan air.

Air yang ada ditanah masuk karena adanya perbedaan konsentrasi air dan akan masuk melalui akar dan akan melewati :
Epidermis  korteks  endodermis  perisikel  xylem.
Xylem yang merupakan pengangkut air akan membawa air keseluruh bagian tumbuhan hingga kedalam sel – sel tumbuhan itu sendiri dan akan diapakai untuk fotosintesis dan lain-lain.
Pada saat keadaan lingkungan hipotonik, air akan masuk kedalam sel dan sel akan mengembang dan turgid. Apabila ini terus terjadi akan mengakibatkan pecahnya sel itu sendiri akibat banyaknya air yang masuk kedalam sel, sedangkan pada keadaan hipertonik, air akan keluar meninggalkan sel menuju lingkungan, sehingga sel akan menciut serta mati.

Lima faktor yang biasanya menghasilkan gradien potensial kimia atau gradien potensial air dalam sistem tanah-tumbuhan-udara sebagai berikut :
1. Konsentrasi atau aktivitas
Partikel berdifusi dari tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Berarti dari potensial kimia tinggi ke rendah. Air adalah pelarut yang lazim dalam tumbuhan. Air hampir tidak dapat dimampatkan maka konsentrasinya hampir selalu tetap.
2. Suhu
Air, cair, atau uap air sering berdifusi dari tanah lapisan dalam ke permukaan ketika permukaan itu mendingin pada malam hari, dan menuju ke dalam tanah pada siang hari. Proses ini juga meliputi penguapan, pengembunan, atau pembekuan dan pelelehan. Efek suhu perlu diperhatikan, sebab gradien suhu yang besar mungkin terjadi dalam tumbuhan, misalnya pada tumbuhan dari daerah artika atau daerah tundra alpin, yang kadang hanya beberapa cm tingginya-akarnya berada dalam tanah yang hampir beku, sedangkan daunnya dihangatkan oleh matahari sampai 20°C.
3. Tekanan
Naiknya tekanan akan menaikkan energi bebas dan karena itu juga menaikkan potensial kimia dalam suatu sistem.
4. Efek linarut terhadap potensial kimia pelarut
Partikel linarut dapat menurunkan potensial kimia molekul pelarut. Selisih potensial kimia linarut yang dibatasi oleh membran sel merupakan faktor pendorong utama dalam proses perpindahan ion dari tanah ke tumbuhan, dan dalam pengangkutan ion serta linarut tak mengion keluar-masuk sel tumbuhan. Ternyata, linarut juga berpindah melintasi membran, melawan gradien potensial kimia, tapi energi metabolic harus berperan dalam hal ini. Yang penting, potensial kimia linarut tidak boleh dirancukan dengan potensial kimia air atau potensial air.
5. Matriks
Bahan yang permukaannya mengikat air dinamakan matriks (salah satu dari beberapa makna kata ini). Pengikatan merupakan proses spontan yang melepaskan energi bebas (∆G negatif). Proses penyerapan air oleh matriks disebut hidrasi. Inilah yang terjadi pada proses penyerapan air oleh benih, sebelum berkecambah. Bersama dengan gravitasi, hidrasi merupakan pendorong terjadinya aliran air di tanah.

G. Mekanisme Osmosis
Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permeabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian mengalami lisis. Hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.

H. Potensial Osmotik
Proses osmosis berlangsung dari larutan yang memiliki potensial air tinggi menuju larutan dengan potensial air rendah. Potensial air adalah kemampuan air untuk berdifusi, yang nilainya dalam satuan tekanan. Sesuai kesepakatan, potensial air (PA) air murni adalah 0 atmosfer. Besarnya PA larutan tergantung pada potensial osmotik (PO) dan potensial tekanan (PT). Keadaan ini dapat ditulis dalam persamaan:
PA = PO + PT

Keterangan :
PA = Potensial Air
PO = Potensial Osmotik
PT = Potensial Tekanan

Potensial tekanan suatu larutan adalah tambahan tekanan yang dapat meningkatkan nilai potensial airnya. Dalam kehidupan tumbuhan, potensial tekanan diperoleh dalam bentuk tekanan turgor. Tekanan turgor adalah tekanan balik dari dinding sel terhadap tekanan air isi sel.
Potensial osmotik lebih menunjukkan suatu status larutan, yaitu menunjukkan perbandingan antara pelarut dengan zat terlarut yang dinyatakan dalam satuan energi. Potensial osmotik menunjukkan kecenderungan molekul air pada suatu larutan untuk melakukan osmosis berdasarkan konsentrasi molekulnya. Air murni mempunyai PA = 0 atm, dan karena PT = 0 maka PO air murni = 0. Hal ini menunjukkan PO air murni yang paling tinggi, dan PO larutan akan lebih rendah dari 0 atau dinyatakan minus.
Satuan besaran potensial osmotik dinyatakan dalam atmosfer (atm), bar (2,5 MPa = 25 bar = 24,67 atm), MPa = megapaskal. J.H. Van’t Hoff telah berhasil menciptakan rumus untuk menghitung besarnya tekanan osmotik, yaitu dengan persamaan sebagai berikut : Π = - miRT
Keterangan :

Π = potensial osmotik (MPa)
m = molaritas (mol zat terlarut / 1000 mL)
i = konstanta ionisasi
R = konstanta gas (0,00831 l.MPa / mol.K)
T = temperature absolute (K)

Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa tekanan osmotik dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :

1. Molaritas zat terlarut = m
2. Konstanta ionisasi = i
3. Konstanta gas = R
4. Temperatur absolut = T

Untuk zat terlarut bukan elektrolit, dan molekulnya tidak mengikat air hidrasi, maka potensial osmotiknya (PO) sebanding dengan konsentrasinya molalnya. Dengan demikian potensial osmotik 1 molal larutan adalah -22,4 atmosfer 0°C. rumus di atas menjadi Π = - m.

I. Pentingnya Proses Transpor Membran dalam Kehidupan
Pemahaman tentang transpor pasif (difusi, osmosis) dapat membantu mengatasi permasalahan dalam pertanian. Misalnya, untuk menentukan dosis pupuk dan obat-obatan yang aman untuk tanaman. Jika dosis terlalu pekat maka akan menimbulkan plasmolisis yang dapat mematikan tanaman. Penyemprotan pupuk daun dengan dosis berlebihan pada tanaman anggrek dapat mematikan tanaman tersebut. Selain itu, dengan memahami transpor pasif, kita dapat mengetahui bahwa macam zat yang diberikan kepada tanaman sebagai nutrien hendaknya yang berupa ion-ion yang mudah masuk ke dalam sel-sel tanaman. Zat-zat organik seperti gula dan protein, tidak akan masuk ke dalam sel tanaman karena membran sel impermeabel terhadap zat-zat tersebut. Zat-zat tersebut justru memicu plasmolisis dan akhirnya mematikan tanaman.
Bagi tanaman itu sendiri, sifat semipermeabel dari membran plasma dapat mengakibatkan tanaman mampu memilih zat-zat yang dapat masuk ke dalam sel dan yang tidak. Saat ini telah dapat dibuat membran semipermeabel yang digunakan untuk memisahkan larutan. Pemisahan zat secara difusi osmosis lebih murah karena bebas energi, akan tetapi waktu yang diperlukan lebih lama. Pemahaman tentang transpor aktif dapat digunakan untuk memahami munculnya penyakit silikosis dan reumatik.

J. Kesimpulan
Osmosis adalah perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggI ke rendah melalui membran semipermiabel. Difusi adalah perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi kerendah. Difusi dan osmosis adalah termasuk transport pasif artinya transport yang tidak memerlukan energi (ATP). Tumbuhan memerlukan tekanan osmotik yang cukup untuk dapat tumbuh secara tepat dan benar, dan tidak mengalami kerusakan sel akibat proses osmosis.


REFERENSI
http://rioardi.wordpress.com/2009/01/21/air-dalam-tumbuhan/
http://iqbalali.com/2009/03/28/potensial-osmotik-tumbuhan/
http://www.forumsains.com/index.php?page=sistem-transportasi-dan-transpirasi-dalam-tanaman
http://tedbio.multiply.com/journal/item/17
http://id.wikipedia.org/wiki/Transpor_pasif
Campbell, Neil A. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Salisbury, Frank B & Cleon W Rose. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung : ITB Bandung

makalah model pembelajaran/V

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Dalam Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Siswa Biologi Pada Pokok Bahasan Sel di Kelas X SMA Negeri 1 Gegesik Kec. Gegesik Kab. Cirebon”.



Diajukan Untuk Memenuhi Tugas UAS
Mata Kuliah : Model-Model Pembelajaran
Dosen : Kartimi, M.Pd









Disusun Oleh :
Vivi Aviroh
04760919


Tarbiyah / IPA-Biologi C / V




DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
( IAIN )
CIREBON
2009

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Ketika melihat dunia pendidikan saat ini, sangat banyak yang dapat dilakukan untuk mengubah doktrinasi bahwa guru adalah sumber segala ilmu. Benar adanya bahwa guru adalah sumber segala ilmu, karena dari gurulah kita dapat mengetahui segala isi dunia yang begitu indah lewat materi pelajaran yang diajarkan. Itu dulu ketika masih sedikit sarana dan media yang mendukung dalam proses pembelajaran.
Pada zaman sekarang, begitu banyak yang dapat digunakan sebagai sarana dan media pendidikan. Mulai dari hal yang berada di luar diri manusia, hingga hal terkecil yang ada di dalam diri manusia. Apakah sebenarnya hal kecil di dalam diri manusia yang dapat dijadikan sebagai media dan sarana dalam proses belajar mengajar? Hal terkecil itu adalah otak manusia itu sendiri. Allah menciptakan otak manusia begitu kecil, lebih kecil dari buah semangka. Namun dibalik itu semua, Allah memberikan memori pengingat yang begitu banyak, daya berfikir kreatif, inovatif dan fleksibel, dan masih banyak lagi yang dapat digali dari daya berkembang otak.
Disamping itu, otak juga mampu menyerap berbagai ilmu pengetahuan mulai dari ilmu agama, bahasa, biologi, sains, dan lain-lain. Otak dapat menyerap ilmu-ilmu pengetahuan tersebut ketika ada media yang digunakan dalam penyampaiannya. Otak akan lebih mampu menerima apa yang disampaikan lewat audio visual ataupun audio saja. Mengapa demikian? Karena sesuatu yang bersuara dan bergerak adalah hal yang tidak monoton, begitu pula dengan sesuatu yang bersifat suara. Didalam suara terdapat nada-nada yang kemudian menjadi intonasi yang dapat didengarkan.
Tapi tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Yang Maha Kuasa. Sepintar apapun manusia membuat media untuk proses pembelajaran, tidak akan dapat menandingi media-media yang telah Allah ciptakan. Penulis adalah salah satu manusia yang tidak sempurna. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berfikir siswa dalam proses pembelajaran, penulis mencoba mengemukakan isi hatinya untuk meneliti sebuah judul penelitian. Judul penelitian tersebut adalah “Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe Think Pair Share (Tps) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Pokok Bahasan Sel”.
Model kooperatif learning tipe think pair share (TPS) ini merupakan sebuah model pembelajaran yang cetuskan oleh Franklin Lyman (1985), bertujuan untuk mengajarkan siswa agar lebih mandiri dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat membangkitkan rasa percaya diri siswa. Selain itu, model TPS ini juga mengajarkan siswa untuk bisa menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan orang lain.
Model TPS adalah model pembelajaran yang menunjukkan cara berfikir dan berbagi dengan kelompok. Dari model TPS ini dapat dilihat sejauh mana pengaruhnya dengan hasil belajar Biologi pada pokok bahasan Sel di SMA Negeri 1 Gegesik. Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari struktural kelas yang kurang optimal, karena kurangnya interaksi antar siswa dengan siswa, distribusi kemampuan berpendapat tidak merata. Hal tersebut disebabkan oleh kecenderungan guru memberikan kesempatan pada kelompok atas, sehingga kelompok yang kurang aktif enggan memberikan pendapat. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur kelas yang seperti itu dengan menerapkan model pembelajaran tipe think pair share (TPS).
Model TPS nampaknya dapat diterapkan dikalangan sekolah manapun. Karena model ini tidak membutuhkan banyak biaya, sehingga dapat digunakan baik di sekolah yang kurang memiliki fasilitas hingga sekolah elite sekalipun.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dIdentifikasi masalah yang ada.
1. Belum ada guru Biologi yang menggunakan model kooperatif learning tipe think pair share di SMA Negeri 1 Gegesik.
2. Belum diketahui adanya pengaruh penggunaan model kooperatif learning tipe think pair share di SMA Negeri 1 Gegesik.
3. Belum diketahui besarnya pengaruh penggunaan model kooperatif learning tipe think pair share di SMA Negeri 1 Gegesik.

C. Pembatasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti agar tidak melebar kepada masalah lain dan mengingat keterbatasan waktu penelitian. Penerapan model kooperatif learning tipe think pair share (TPS) terhadap hasil belajar Biologi siswa pada pokok bahasan Sel.

D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah ada dampak yang positif dari model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sel?”

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sel. Serta memberikan informasi tambahan kepada guru lain, pihak sekolah dan pihak lain.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.
1. Bagi Siswa
Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah Biologi sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berfikir kritis, inovatif dan sistematis. Selain itu, merangsang otak siswa menyusun kata-kata yang ilmiah dalam memberikan pendapatnya dan melatih siswa untuk dapat menerima perbedaan-perbedaan pendapat dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain.

2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk tidak egois dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Agar guru lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran, karena siswa juga dapat dijadikan sebagai sumber ilmu.

3. Bagi Sekolah
Dapat membantu menciptakan panduan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada pelajaran lain, dan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran demi kemajuan proses pembelajaran di masa yang akan datang.

4. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi penulis, yakni penulis dapat mengetahui apakah pengaruh model kooperatif learnig tipe think pair share efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sel kelas X semester I di SMA Negeri 1 Gegesik.











BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Kajian Teoretik
1. Kooperatif Learning
Sistem pembelajaran gotong royong atau kooperatif learning merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran yang berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok, karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepensi efektif diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002).

2. Think Pair Share
Think pair share (TPS) atau bertukar pikiran dengan pasangan merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Langkah-langkah dalam TPS yaitu:
1) Berpikir (thinking)
Guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir.

2) Berpasangan (pairing)
Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan jawaban selama beberapa menit untuk menyatukan gagasan mereka masing-masing

3) Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan seluruh siswa tentang apa yang telah mereka bicarakan.

3. Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga.
Belajar atau learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salahsatu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Menurut gagne (1984), belajar didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Menurut James O.Wittaker, “learning may be defined as the process by which behavior organites or is altered through training or experience”. Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Menurut Howard L. Kingsley, “learning is the process by which behavior (in the broader sense) is organited or changed through practice or training”. Belajar adalah proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

4. Hasil Belajar
Setiap individu yang belajar tentu dengan usaha atau kerja keras agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang siswa dalam pembelajaran dikatakan tuntas atau berhasil ketika dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berikut ini akan dipaparkan tentang pengertian hasil belajar, alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran, indicator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar.
1) Pengertian Hasil
Belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah, hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu atau kelompok. Dari ungkapan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak akan ada hasil apabila tidak ada kegiatan.

2) Alat Evaluasi Hasil Belajar
Langkah pertama yang perlu ditempuh oleh guru atau calon pendidik dalam menilai hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi hasil belajar ada dua macam, yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif. Bentuk objektif dapat berupa tes benar-salah, bentuk pilihan ganda, bentuk tes mencocokan, dan tes isian. Sedangkan bentuk subjektif dapat berupa tes esai.

3) Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar adalah sebuah acuan pencapaian keberhasilan suatu pembelajaran. Indikator pencapaian haruslah mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

4) Batas Minimum Hasil Belajar
Setelah mengetahui indikator yang hendak dicapai, maka guru perlu menentukan batas minimum keberhasilan dari indikator tersebut. Batas minimum itu digunakan untuk mempertimbangkan batas terendah hasil belajar siswa.

5. Tinjauan Bahan Ajar
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).

ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).

1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah: Protein - Lipid - Protein  Trilaminer Layer Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi selaput plasma adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.

2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel. Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).

Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan
Organel Sel tersebut antara lain :

a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

c. Miitokondria (The Power House)
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi); karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".

d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.

e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.

f. J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
a) Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum)
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).

b) Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
c) Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)

h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas Vakuola berisi :
• garam-garam organic
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati

Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.

i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.

j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.

k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).

Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru.
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti). Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.

B. Bahasan Hasil Penelitian Yang Relevan
Adapun hasil penelitian tentang pengaruh model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sel memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa.

C. Kerangka Pikir
Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk refleksi dari metode penelitian lainnya. Peneliti menggunakan metode PTK pada penelitian ini agar dapat lebih menyatu dengan keadaan dan situasi pembelajaran yang ada di SMA Negeri 1 Gegesik.
Yang akan diteliti pada PTK adalah penerapan model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sel. Model ini digunakan untuk merubah doktrinasi bahwa siswa datang ke kelas ibarat sebuah gelas kosong. Maksudnya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat memberikan pendapat dan argumentasi tentang Sel.
Pada model ini secara praktis siswa dituntut untuk berpikir kritis, analitis, inovatif, dan dapat bertanggung jawab atas jawaban atau permasalah yang ada. Siswa juga dituntut untuk lebih kreatif dalam mengemukakan pendapat dan argumen tentang Sel.
Setelah siswa mendapatkan jawaban atas permasalahan yang ada pada materi Sel, maka siswa pun dapat mengidentifikasi sel tersebut.

B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang ingin diajukan pada penelitian ini adalah apakah ada dampak yang positif dari penerapan model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar Biologi siswa pada pokok bahasan Sel.


BAB II
METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gegesik kelas X semester I tahun ajaran 2009/2010.

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kemmis (1983) menjelaskan bahwa PTK adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari kegiatan prakterk sosial, pemahaman suatu kegiatan, dan situasi suatu kegiatan.

2. Intervensi Tindakan Atau Rancangan Siklus Penelitian
Rancangan Siklus Penelitian












Setiap siklus dalam penelitian ini mengikuti prosedur penelitian sebagai berikiut :
a) Perencanaan, dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Membuat skenario pembelajaran.
1) Berpikir (thinking)
Pertama – tama guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran disini pokok bahasannya adalah sel, misalnya anatomis sel, bentuk sel dan fungsi, kemudian meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir.

2) Berpasangan (pairing)
Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan jawaban selama beberapa menit untuk menyatukan gagasan mereka masing-masing

3) Berbagi (sharing)
Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan seluruh siswa tentang apa yang telah mereka bicarakan.

2. Menyimpulkan jawaban dari setiap siswa tang sudah mempresentasikan untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika menggunakan model pembelajaran tipe TPS dan mengamati perilaku siswa serta perhatian siswa terhadap pelajaran yang sedang berlangsung, juga guru yang sedang mengajar.

3. Membuat alat evaluasi, untuk melihat apakah prestasi siswa dalam belajar biologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada pokok bahasan sel dapat meningkat.



b) Pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Pembentukan kelompok belajar heterogen yang beranggotakan 2 siswa (sepasang) untuk tiap kelompok oleh guru bidang studi, dengan berdasarkan nilai ulangan harian sebelum pelaksanaan tindakan.

2. Peneliti mengamati guru di dalam kelas selama melaksanakan tindakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

3. Peneliti secara terus menerus melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa yang terjadi pada diri siswa dan membuat catatan tersendiri tentang dampak perilaku guru terhadap siswa.

c) Observasi
kegiatannya adalah melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Proses observasi dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian.

d) Evaluasi
Dilakukan pada setiap akhir siklus tindakan. Evaluasi bertujuan untuk melihat apakah pemahaman siswa dalam belajar biologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS meningkat atau tidak.
Alat evaluasi untuk siswa adalah tes hasil belajar. Adapun kriteria untuk mengukur keberhasilan siswa dalam peningkatan prestasi belajar pokok bahasan sel yaitu apabila siswa secara perorangan memperoleh nilai 6,5 ke atas. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 85 % siswa telah mendapat nilai 6,5 ke atas.

e) Refleksi
Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis, dalam hal ini termasuk hasil evaluasinya. Dari hasil yang didapatkan guru, baru akan merefleksikan diri dengan melihat data observasi, bila hasil yang diperoleh belum memenuhi target yang telah ditetapkan pada indikator kinerja, maka penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya dalam memperbaiki tindakan yang dilakukan sebelumnya.

C. Subyek atau Partisipan Yang Terlibat Dalam Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMA Al-Hasra kelas X semester I tahun ajaran 2009/2010.

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini peran dan posisi peneliti adalah sebagai guru dan peneliti yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Biologi kelas X.

E. Tahapan Intervensi Tindakan
1. Perencanaan Tahap perencanaan pada penelitian ini meliputi :
a. Menentukan pokok bahasan
b. Menentukan media yang tepat untuk pokok bahasan
c. Mengembangkan skenario pembelajaran
d. Menyiapkan instrument tes (tes essay, lembar observasi dan kuesioner)
e. Membentuk kelompok siswa
f. Menyimpulkan materi

2. Tindakan
Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu menerapkan model kooperatif learning tipe think pair share yang mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan.

3. Pengamatan
Pengamatan atau observasi terhadap penerapan model kooperatif learning tipe TPS dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan
b. Membahas hasil evaluasi mengenai RPP, skenario, dan lain-lain
c. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil evaluasi, dan digunakan untuk tahap berikutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas ini adalah setelah siswa mengalami pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe TPS ini dapat meningkatkan hasil belajar, baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Model kooperatif learning tipe think pair share adalah suatu model yang menitikberatkan siswa untuk lebih dapat berpikir kritis dan analitis pada setiap jawaban atau masalah-masalah Biologi yang ada, sehingga siswa termotivasi untuk inovatif dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

G. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil lembar essay, lembar observasi, dan lembar kuesioner.

H. Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data pelaksanaan dan hasil tindakan yang telah dilaksanakan akan menggunakan beberapa instrumen, yaitu:
1. Tes penguasan konsep Untuk mengetahui penguasann konsep siswa tentang Sel, maka instrumen yang digunakan adalah bentuk essay yang meliputi jenjang ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4).
2. Lembar observasi Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memberikan jawaban dan argumen tentang materi yang diajarkan.
3. Lembar kuesioner Lembar kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang penerapan model kooperatif tipe TPS.
I. Teknik Pengumpulan Data
Cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan test subjektif bentuk essay dan lenbar observasi untuk mengetahui nilai kerjasama siswa pada proses pembelajaran. Test subjektif ini digunakan setelah siswa mendapatkan materi pelajaran. Selain itu untuk mengetahui tanggapan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Dalam menganalisis butir-butir soal yang diujicobakan, peneliti menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
1. Pengujian validitas instrument
Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sohih. Untuk pengujian validitas test dilakukan dengan uji point diserial dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
  Mp – Mt p
rpbis =
  St q
Keterangan: rpbis = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Mean skor dari subjek yang menjawab benar
Mt = Skor total seluruh peserta tes
St = Standar deviasi skor total
p = Proporsi subjek menjawab betul
q = 1-p


2. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan atau konsistensi hasil suatu pengukuran. Untuk mengetahui reliabilitas tes instrument hasil belajar siswa digunakan rumus Flanagan, dengan terlebih dahulu melakukan analisis butir soal menggunakan teknik belah dua genap – ganjil. Rumusnya sebagai berikut:
 1 – V1 – V2 V−)
 r11 = 2
  Vt

Keterangan: r11 = reliabilitas instrument
V1 = Varians skor butir ganjil
V2 = Varians skor butir genap
Vt = Varians skor total

Untuk semua varians, rumusnya adalah:
∑X 2
∑X2 —
  N
V =
  N

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini sangat penting karena tekni analisis yang akan dipakai selanjutnya.

2. Perhitungan Nilai Kemampuan Psikomotor
Untuk menghitung nilai kemampuan psikomotor suatu tes performance dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi. Rumusnya sebagai berikut:

Skor yang di peroleh siswa
Skor = X 100 %
Skor total


Adapun skala penilaian yang digunakan adalah:
Skala nilai Arti Nilai
85 – 100 Baik Sekali
80 – 84 Lebih dari baik
70 – 79 Baik
<70 Kurang

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Untuk memperbaiki kekurangan hasil penelitian pada siklus awal, maka dilanjutkan ke siklus kedua.
1. Perencanaan Tahap perencanaan pada penelitian ini meliputi :
a. Menentukan pokok bahasan
b. Menentukan media yang tepat untuk pokok bahasan
c. Mengembangkan skenario pembelajaran
d. Menyiapkan instrument tes (tes essay, lembar observasi dan kuesioner)
e. Membentuk kelompok siswa
f. Menyimpulkan materi

2. Tindakan
 Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu menerapkan model kooperatif learning tipe think pair share yang mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan.

3. Pengamatan
Pengamatan atau observasi terhadap penerapan model kooperatif learning tipe TPS dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan
b. Membahas hasil evaluasi mengenai RPP, skenario, dan lain-lain
c. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil evaluasi, dan digunakan untuk tahap berikutnya.

makalah fisiologi hewan/VI

SISTEM SIRKULASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Dosen : Djohar Maknun, M.Si
Mata Kuliah : Fisiologi Hewan



Disusun Oleh :
VIVI AVIROH
07460919

TARBIYAH / IPA-BIOLOGI C / VI


KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2010




SISTEM SIRKULASI

A. PENDAHULUAN
Dalam proses kehidupan organisme, diperlukan makanan dan O2 untuk melaksanakan metabolisme di seluruh tubuh. Berbagai proses metabolisme menghasilkan sampah (sisa) yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi, baik berupa bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti oksigen maupun hasil metabolisme dan sisa-sisanya dilakukan oleh sistem peredaran atau sistem sirkulasi. Dalam sistem sirkulasi, hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan keseluruh jaringan tubuh, sedangkan sisa-sisa metabolisme diangkut dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.

B. KOMPONEN SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
Sistem peredaran tubuh pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah serta darah itu sendiri. Jantung manusia mempunyai 4 ruang yang terbagi sempurna dan terletak di dalam rongga dada. Darah beredar dari jantung menuju ke paru-paru melalui vena pulmonalis, sedangkan darah beredar dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh melalui arkus aortikus kiri.
a. Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Sampel Darah Manusia
a.) Plasma Darah
 Plasma darah atau cairan darah terdiri atas:
a) 90% air
b) 8% protein yang terdiri dari albumin, hormon, globulin, protombin dan fibrinogen.
c) 0,9% mineral yang terdiri dari NaCl, natrium bikarbonat, garam kalsium, fosfor, magnesium, besi.
d) 0,1% berupa sejumlah bahan organik, yaitu glukosa, lemak, urea, asam urat, asam amino, enzim, antigen.
Protein yang larut di dalam plasma darah disebut protein darah. Protein darah yang penting antara lain hormon, fibrinogen, albumin, globulin. Zat-zat tersebut sangat penting bagi tubuh:
a) Hormon penting untuk kerja fisiologi alat tubuh
b) Fibrinogen penting untuk proses pembekuan darah
c) Albumin penting untuk menjaga tekanan osmotik darah
d) Globulin penting untuk membentuk zat kebal. Zat kebal ialah zat yang berfungsi untuk melawan benda-benda asing atau kuman yang masuk ke dalam tubuh.
Bila plasma darah diendapkan, maka akan tersisa cairan berwarna kuning jernih, yang disebut serum. Di dalam serum inilah terkandung zat kebal atau zat antibodi.
b.) Sel-sel Darah
 Sel-sel darah atau butiran darah terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Eritrosit atau sel darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen. Leukosit atau sel darah putih berfungsi untuk membunuh bibit penyakit. Trombosit atau keping darah berfungsi untuk membekukan darah.
a) Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Bentuk eritrosit pipih, dengan garis tengah 7,5 mikro meter, cekung dibagian tengahnya (bikonkaf), tidak berinti. Setiap 1 mm3 darah mengandung kurang lebih 5 juta sel darah merah. Butir darah merah mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin atau zat warna darah adalah suatu senyawa protein yang mengandung unsur besi. Fungsi utama Hb adalah mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengedarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa di paru-paru terjadi reaksi antara oksigen dengan Hb sebagai berikut:
2Hb2 + 4O2  4 HbO2
 Oksihemoglobin (HbO2) akan beredar ke seluruh sel-sel tubuh. Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb sebagai berikut:
4 HbO2  2Hb2 + 4O2
  Sel darah merah dibentuk oleh sumsum merah tulang pipih. Namun pada saat masih dalam kandungan, eritosit dibentuk di dalam hati dan limfa. Sel darah merah menjadi using dan tidak efektif lagi melaksanakan fungsinya setelah berumur lebih kurang 120 hari. Oleh hati dan limfa, sel darah merah tersebut dirombak. Di dalam hati, hemoglobin akan diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin) yang berwarna kehijau-hijauan. Zat warna empedu berguna untuk membentuk emulsi lemak. Zat ini dikeluarkan ke saluran empedu yang bermuara di usus. Zat besi yang terdapatdi hemoglobin tidak ikut dikeluarkan, melainkan digunakan lagi untuk membuat eritrosit baru.
  Penyumbatan saluran empedu dapat terjadi karena infeksi atau karena kerusakan sel-sel hati, yang menyebabkan empedu beredar bersama aliran darah. Inilah yang menyebabkan seseorang menderita penyakit kuning. Penyakit kuning dapat disebabkan oleh virus hepatitis atau oleh infeksi lainnya.
b) Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Di dalam darah terdapat keeping-keping darah atau trombosit. Trombosit bentuknya tidak teratur, tidak berinti dan berukuran kecil, garis tengahnya kurang lebih 2-4 mikrometer. Dalam tiap satu mm3 darah terdapat kurang lebih 250.000 keping darah.
Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Di dalam trombosit terdapat enzim yang disebut trombokinase. Apabila darah keluar karena terluka, maka trombosit akan pecah. Enzim trombokinase keluar dari trombosit. Karena pengaruh ion kalsium dalam darah, enzim trombokinase akan mengubah protrombin (calon trombin) yang menjadi trombin. Trombin akan mengubah protein darah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Terbentuknya benang-benang fibrin menyebabkan luka tertutup sehingga tidak mengeluarkan darah secara terus menerus.
Protrombin adalah senyawa protein yang dibentuk di hati. Pembentukan senyawa ini dipengaruhi oleh vitamin K. Oleh sebab itu seseorang yang kekurangan vitamin K akan mengalami kesulitan pembekuan darah, apabila terjadi luka.
c) Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Dalam setiap mm3 darah terdapat 8.000 sel darah putih. Sel darah putih (leukosit) tidak berwarna, bersifat bening, bentuknya tidak tetap sperti amoeba. Ukuran leukosit lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil. Garis tengahnya antara 9-15 mikrometer. Sel ini mempunyai fungsi utama untuk melawan kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh dan membentuk zat antibodi. Antibodi adalah zat pelawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Sel darah putih merupakan sel darah fagosit, apabila ada bibit penyakit. Terdapat 5 macam sel darah putih yang bentuk, jumlah, dan fungsinya berbeda. Kelima macam sel darah putih tersebut adalah monosit, limfosit, basofil, eosinofil, dan neutrofil.
1) Neutrofil
Neutrofil merupakan 60-70% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil dapat bergerak secara ameboid dari darah dan masuk ke jaringan yang terinfeksi dan menghancurkan mikroba yang ada. Gerak neutrofil terjadi karena adanya sinyal kimiawi dari daerah yang terinfeksi. Neutrofil hanya berumur sekitar 6-20 jam.
2) Monosit
Monosit terdapat sekitar 5% dari jumlah sel darah putih. Walaupun begitu, monosit merupakan fagosit yang efektif. Monosit beredar di dalam darah selama beberapa jam, kemudian berpindah ke jaringan. Di dalam jaringan, monosit membesar dan berkembang menjadi makrofag. Makrofag merupakan sel fagositik terbesar, paling efektif, dan berumur panjang. Makrofag bersifat ameboid dan dapat merentangkan pseudopodia untuk menarik mikroba. Mikroba yang terperangkap kemudian dihancurkan dengan enzim pencernaan. Beberapa makrofag menetap di organ dan jaringan.
3) Eosinofil
Eusinofil kira-kira berjumlah 15% dari jumlah sel darah putih. Eusinofil hanya sedikit bersifat fagositik tetapi mempunyai enzim penghancur. Eusinofil berfungsi untuk melawan parasit besar.
4) Basofil
Granula basofil mengandung histamin. Histamin adalah salah satu sinyal kimia yang akan dikirimkan bila terjadi luka dan peradangan. Basofil diduga terlibat dalam reaksi alergi atau melawan protein asing yang masuk.
5) Limfosit
Vertebrata mempunyai 2 macam sel limfosit, yaitu sel B (limfosit B) dan sel T (limfosit T). limfosit dibuat di sumsun tulang dan hati (pada fetus). Mula-mula semua limfosit sama, tetapi kemudian berdiferensiasi menjadi sel B atau sel T, tergantung temapt pematangannya. Limfosit yang berpindah dari sumsum tulang ke timus berkembang menjadi sel T. Limfosit yang tetap berada di sumsum tulang berkembang menjadi sel B. Sel B dan sel T yang matang banyak ditemikan di nodus limfa, limfa dan organ limfatik lain. Limfosit berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan zat asing yang masuk.
Kemampuan limfosit menghasilkan antibodi pada anak –anak akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kekebalan yang diperoleh secara alami ini disebut sebagai imunitas alami. Antibodi yang dihasilkan itu bersifat spesifik, artinya antibodi tertentu hanya cocok untuk melawan penyakit tertentu pula. Untuk meningkatkan kekebalan tubuh, perlu dilakukan upaya agar limfosit menghasilkan antibodi, misalnya dengan vaksinasi. Vaksin adalah bibit penyakit yang telah dilemahkan. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh supaya tubuh dapat melawannya dengan membentuk antibodi.

Darah manusia: a - eritrosit; b - neutrofil; c - eosinofil; d - limfosit.

b. Alat Peredaran Darah (Jantung)
Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem peredaran darah.
a.) Permukaan Jantung
Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan seorang laki-laki dewasa. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endotelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung.
Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana dinding pemisah di antara sebelah kiri dan kanan serambi (atrium) & bilik (ventrikel).
b.) Struktur Internal Jantung
 Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.
Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas, khususnya di aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah. Dua pasang rongga (bilik dan serambi bersamaan) di masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup berdaun dua.
c.) Cara Kerja Jantung
 Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan.
Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.
Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.

c. Pembuluh Darah
Berdasarkan fungsinya, pembuluh darah dibedakan atas pembuluh nadi atau arteri dan pembuluh balik atau vena. Penghubung arteri dan vena adalah pembuluh kapiler.
a.) Pembuluh Nadi (Arteri)
Pembuluh nadi adalah pembuluh yang membawa darah keluar dari jantung. Umumnya pembuluh nadi mengalirkan darah yang mengandung banyak oksigen. Letak pembuluh nadi agak ke dalam tersembunyi dari permukaan tubuh. Dinding pembuluh nadi kuat dan elastis, terdiri atas tiga lapis, yaitu lapisan luar, tengah dan dalam. Lapisan luar tipis tetapi kuat, lapisan tengah tersusun atas sel-sel otot polos dan lapisan dalam tersusun atas endotelium. Jika nadi terluka, darah akan memancar.
Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kiri jantung disebut aorta, yang mengalirkan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh. Aorta memiliki satu katup dekat jantung, yang berfungsi menjaga agar darah tidak mengalir kembali ke jantung. Pembuluh nadi besar (aorta) ini disebut pila pembuluh nadi utama, yang kemudian bercabang menjadi pembuluh nadi ke seluruh tubuh.
Semua pembuluh nadi mengalirkan darah yang kaya oksigen, kecuali arteria pulmonalis. Arteria pulmonalis adalah pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan menuju ke paru-paru. Pembuluh nadi ini bercabang dua menjadi pembuluh nadi paru-paru kiri dan pembuluh nadi paru-paru kanan. Pembuluh nadi ini membawa darah yang kaya CO2. Karbon dioksida dilepaskan oleh darah di paru-paru, sedangkan oksigen ditangkap oleh Hb. Darah yang kaya oksigen dialirkan oleh vena paru-paru (vena pulmonalis) menuju jantung, melalui serambi kiri.
b.) Pembuluh Balik (Vena)
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. Jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik yang besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru, pembuluh vena ini membawa darah yang kayak oksigen (O2). Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis.
c.) Pembuluh Kapiler
Pembuluh kapiler hanya tersusun atas satu lapis sel endotelium. Dinding kapiler yang sangat tipis ini memangsesuai dengan fungsinya, yaitu untuk pertukaran zat. Meskipun ukurannya paling kecil, namun jumlahnya sangat besar dan diperkirakan jumlah luas permukaannya mencapai 600 m2. Ukuran yang kecil menyebabkan kecepatan aliran menjadi lambat.
Ujung pembuluh nadi yang terkecil dihubungkan oleh pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler inilah yang berhubungan langsung dengan sel-sel tubuh. Oksigen dan zat-zat makanan melalui pembuluh kapiler dimasukkan ke dalam sel. Selanjutnya karbon dioksida, air dan sisa-sisa pembakaran diambil, untuk diangkat ke paru-paru dan alat pengeluaran lainnya.

d. Macam Peredaran Darah
Oleh karena darah kita beredar di dalam pembuluh darah, maka peredaran darah kita digolongkan peredaran darah tertutup. Setiap kali beredar, darah melewati jantung dua kali. Berdasarkan hal tersebut maka peredaran darah manusia disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
a.) Peredaran Darah Kecil
Peredaran darah kecil adalah peredaran darah yang dimulai dari jantung menuju ke paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung. Skema peredaran darah kecil:
Jantung  Paru-Paru  Jantung
(bilik kanan) (serambi kiri)
b.) Peredaran Darah Besar
Peredaran darah besar ialah peredaran darah dari bilik kiri jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali ke serambi kanan jantung. Skema peredaran darah besar:
Jantung  Tubuh  Jantung
(bilik kiri) (serambi kanan)

e. Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).
1) Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
2) Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.
3) Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
4) Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
a.) Frekuensi Penyebaran Golongan Darah
Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.
Populasi O A B AB
Suku pribumi Amerika Selatan
100% - - -
Orang Vietnam
45.0% 21.4% 29.1% 4.5%
Suku Aborigin di Australia
44.4% 55.6% - -
Orang Jerman
42.8% 41.9% 11.0% 4.2%
Suku Bengalis
22.0% 24.0% 38.2% 15.7%
Suku Saami
18.2% 54.6% 4.8% 12.4%

b.) Pewarisan dan Kecocokan Golongan Darah
 Table Pewarisan Golongan Darah Kepada Anak
Ibu/Ayah O A B AB
O O O, A O, B A, B
A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB
B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB
AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB
Donor darah adalah proses dimana penyumbang darah secara suka rela diambil darahnya untuk disimpan di bank darah dan sewaktu-waktu dapat dipakai pada transfusi darah. Donor darah biasa dilakukan rutin di pusat donor darah lokal. Dan setiap beberapa waktu, akan dilakukan acara donor darah di tempat-tempat keramaian, misalnya sekolah dan universitas. Pada acara ini, para calon pendonor dapat menyempatkan datang dan menyumbang tanpa harus pergi jauh atau dengan perjanjian. Selain itu sebuah mobil darah juga dapat digunakan untuk dijadikan tempat menyumbang. Biasanya bank darah memiliki banyak mobil darah.
Tabel Kecocokan RBC
Golongan darah resipien Donor harus
AB+ Golongan darah manapun
AB- O- A- B- AB-
A+ O- O+ A- A+
A- O- A-
B+ O- O+ B- B+
B- O- B-
O+ O- O+
O- O-




Tabel Kecocokan Plasma
Resipien Donor harus
AB AB manapun
A A atau AB manapun
B B atau AB manapun
O O, A, B atau AB manapun

c.) Rhesus
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B. Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan.
d.) Transfusi Darah
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.


f. Peredaran Getah Bening
Sistem sirkulasi atau transportasi di dalam tubuh manusia tidak hanya berupa darah dan peredarannya, tetapi juga berupa sistem peredaran getah bening atau limfa. Sistem peredaran getah bening terdiri dari cairan limfa, pembuluh limfa dan kelenjar limfa atau simpul limfa. Sistem peredaran limfa berperan dalam transpor lemak dan pemberantasan penyakit.
a.) Cairan Limfa
Sel darah beredar dalam kapiler, terdapat cairan sel darah putih yang merembes keluar dari kapiler darah. Cairan tersebut mengisi ruang-ruang antarsel. Cairan ini disebut cairan jaringan yang tidak masuk lagi ke pembuluh darah tetapi masuk ke sistem limfatik, yaitu ke pembuluh getah bening atau pembuluh limfa. Cairan jaringan yang telah berada di dalam pembuluh limfa ini berubah nama menjadi cairan limfa atau getah bening.
Cairan limfa yang mengandung sel-sel darah putih ini berfungsi mematikan kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh kita. Selain itu, cairan limfa juga mengandung lemak. Lemak dari usus tidak diangkut melalui pembuluh darah, melainkan oleh pembuluh limfa. Di usus, pembuluh limfa ini disebut pembuluh kil.
b.) Pembuluh Limfa
Struktur pembuluh limfa mirip dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfa tampak seperti rangkaian merjan. Pembuluh ini terletak terutama di sela-sela otot, mempunyai cabang yang halus yang bagian ujungnya terbuka. Melalui ujung yang terbuka inilah cairan jaringan tubuh masuk ke dalam pembuluh limfa.
Pembuluh limfa dibedakan tas dua macam, yaitu pembuluh limfa kanan dan pembuluh dada/pembuluh limfa kiri.
a) Pembuluh Limfa Kanan
Pembuluh limfa kanan berfungsi menampung cairan limfa yang berasal dari kepala, leher bagian kanan, dada kanan dan lengan kanan. Pembuluh limfa ini bermuara di vena bawah selangka kanan.
b) Pembuluh Dada/Pembuluh Limfa Kiri
Pembuluh dada berfungsi menampung limfa yang berasal dari kepala, leher kiri, dada kiri, lengan kiri dan tubuh bagian bawah. Pembuluh limfa ini bermuara di vena bawah selangka kiri.
c) Peredaran Limfa
Peredaran limfa dimulai dari jaringan tubuh, yang berupa cairan jaringan. Cairan ini masuk ke pembuluh limfa halus menjadi cairan limfa. Selanjutnya pembuluh limfa halus bergabung menjadi pembuluh limfa kecil. Beberapa pembuluh ini bergabung menjadi pembuluh limfa yang lebih besar dan seterusnya. Akhirnya pembuluh getah bening itu bergabung ke dalam pembuluh limfa besar, yaitu pembuluh limfa kiri dada dan pembuluh limfa kanan. Pembuluh limfa kiri/dada bermuara pada vena di bawah selangka kiri. Sedangkan pembuluh limfa kanan bermuara pada vena di bawah selangka kanan. Pembuluh limfa mengalirkan kira-kira 100 ml getah bening ke dalam vena untuk dikembalikan ke dalam darah. Dengan cara ini, getah bening beserta isi proteinnya dikembalikan ke aliran darah.
c.) Kelenjar Limfa (Buku Limfa)
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat beberapa kelenjar limfa, terutama pada pangkal paha, ketiak dan leher. Kelenjar limfa atau buku limfa menghasilkan sel-sel darah putih. Ketika tubuh terkena infeksi, kelenjar limfa tersebut membengkak. Fungsi kelenjar limfa ialah menghasilkan sel darah putih dan menjaga agar tidak terjadi penjalaran infeksi lebih lanjut. Di dalam tubuh juga terdapat alat tubuh yang fungsinya sama dengan kelenjar limfa, yaitu mencegah infeksi lebih lanjut. Alat itu antara lain limpa dan tonsil.
a) Limpa
Limpa ialah sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di sebelah belakang lambung. Limpa berfungsi sebagai:
1) Tempat pembentukan sel darah putih (leukosit) dan antibodi.
2) Tempat cadangan sel darah jika ada bagian tubuh yang kekurangan darah, maka limpa akan mengeluarkan cadangannya.
3) Tempat pembongkaran sel darah merah yang sudah mati.
4) Tempat membunuh kuman-kuman penyakit.
b) Tonsil (Amandel dan Polip)
Tonsil terletak di bagian kiri dan kanan pangkal tenggorokan. Tonsil merupakan kelenjar limfa yang lebih dikenal dengan amandel. Permukaan kelenjar amandel ditutupi membran mukosa yang bersambung dengan bagian bawah tenggorokan. Permukaannya penuh dengan lekukan, dan di dalam lekukan yang banyak itu terdapat beberapa kelenjar penghasil lendir. Sekresi kelenjar itu mengandung banyak limfosit. Selain itu, di belakang tekak juga terdapt tonsil, yakni di rongga hidung. Tonsil ini disebut polip hidung. Baik amandel maupun polip bekerja sebagai garis depan pertahanan dalam infeksi yang dapat tersebar dari hidung, mulut dan tenggorokan.

g. Gangguan Sistem Peredaran Darah
Sistem transportasi kita dapat mengalami gangguan, baik pada darah maupun pada alat-alat peredarannya. Gangguan itu misalnya anemia, leukemia, hemofilia, hipertensi, arterosklerosis, wasir dan varises.
a.) Anemia
Anemia sering disebut juga sebagai penyakit kurang darah. Batasan tersebut sebenarnya kurang tepat, sebab anemia ditemui pula pada seseorang yang mempunyai sel darah merah normal namun jumlah hemoglobin dalam sel darah merahnya kurang. Jadi, anemia sebenarnya adalah kekurangan hemoglobin di dalam darah. Penyebabnya dapat bermacam-macam, seperti berkurangnya kandungan hemoglobin dalam eritrosit, berkurangnya jumlah eritrosit dalam darah, dan berkurangnya volume darah dari volume normal. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah mengikat oksigen menjadi rendah.
Anemia dapat terjadi jika tubuh seseorang terluka dan mengeluarkan banyak darah. Kekurangan darah ini dapat diatasi dengan transfusi darah. Ada jenis anemia yang bersifat genetis dan mematikan, yaitu thalasemia dan sickle cell anemia (anemia sel sabit). Thalasemia disebabkan kegagalan pembentukan hemoglobin akibat kerusakan gen globin. Anemia sel sabit disebabkan adanya eritrosit yang berbentuk bulan sabit. Anemia juga dapat terjadi karena kekurangan ion besi, atau kekurangan vitamin B12 (yang membantu pematangan sel darah merah) yang disebut anemia pernisiosa.
b.) Leukemia
Leukemia disebut juga sebagai kanker darah, yaitu jumlah sel darah putih yang jauh di atas jumlah normal karena pembelahan yang tak terkendali. Di samping itu, sel-sel darah putih menjadi “ganas”, memakan sel-sel darah merah, sehingga seseorang akan mengalami anemia berat.
c.) Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit darah sulit membeku. Luka yang sedikit saja menyebabkan darah akan mengucur terus sehingga penderita dapat mengalami kekurangan darah, bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini bersifat menurun, diwariskan dari orang tua kepada keturunannya. Kaum pria lebih besar kemungkinan mendapat warisan penyakit ini karena gen hemofilia menampakkan pengaruhnya pada laki-laki. Sebaliknya, pada perempuan hemofilia bersifat mematikan sehingga anak perempuanakan mati sebelum dewasa. Karena menurun, penyakit ini tidak adapt disembuhkan. Untuk mencegahnya, hindari perkawinan yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat.
d.) Hipertensi
Biasanya, semakin tinggi usia seseorang, semakin tinggi pula tekanan darahnya. Namun pada penderita hipertensi, tekanan darah tersebut naik di atas normal. Hipertensi artinya di atas tekanan darah normal. Untuk orang yang berumur 60 tahun, tekanan darahnya tidak boleh melebihi 160/90 mmHg. Jika lebih dari angka tersebut, berarti ia mengidap hipertensi. Tekanan diastolik yang melebihi 130 mmHg menunjukan adanya hipertensi yang serius.
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah atau tersumbatnya arteri di otak. Akibatnya, penderita akan meninggal dunia karena terkena stroke. Atau, penderita mengalami kerusakan otak. Jika otak bagian kiri yang mengalami kerusakan, penderita akan mengalami kelumpuhan bagian tubuh sebelah kanan, dan sebaliknya jika otak bagian kanan yang mengalami kerusakan, penderita akan mengalami kelumpuhan di tubuh sebelah kiri. Komplikasi lain yang timbul akibat tekanan darah tinggi adalah kerusakan ginjal dan gagal jantung. Hingga kini sebagian besar penyakit tekanan darah tinggi belum diketahui penyebabnya dan sulit diketahui secara dini.
e.) Penyakit Arteriosklerosis atau Aterosklerosis
Jantung mendapatkan makanan dan oksigen dari arteri yang menuju jantung. Arteri ini berasal dari aorta yang menuju ke jantung, yang disebut arteri koronaria.
Seperti halnya arteri yang lain, arteri koronaria juga dapat menyempit karena pengerasan akibat pengendapan kolesterol. Pengerasan arteri tersebut disebut aterosklerosis. Selain itu arteri juga dapat mengalami penyumbatan oleh darah yang membeku. Darah yang membeku disebut trombus. Bila arteri tersumbat sama sekali, berarti otot jantung kekurangan makanan dan oksigen, sehingga sebagian otot jantung mati. Keadaan demikian ini disebut infak jantung (infark miokard). Serangan jantung demikian sering terjadi, disertai rasa sakit yang hebat pada dada kiri dan terjadi kegagalan peredaran darah.
f.) Wasir (Hemoroid)
Wasir atau ambeien atau hemoroid ialah membesarnya vena yang berada di sekitar lubang pelepasan (anus). Penyebabnya adalah aliran darah yang tidak lancer, misalnya karena terlalu banyak duduk, kurang gerak, atau karena terlalu kuat mengejan.
g.) Varises
Varises adalah pelebaran pembuluh darah sehingga tampak membesar. Varises banyak dialami oleh wanita hamil, dan orang yang terlalu lama berdiri atau terlalu banyak jongkok.
h.) Stroke
Stroke terjadi jika suplai darah ke otak berhenti. Stroke dapat diakibatkan oleh salah satu atau beberapa faktor di bawah ini:
1) Aterosklerosis pada pembuluh darah leher atau kepala, sehingga menghentikan aliran darah ke otak.
2) Terbentuknya trombus pada aterosklerosis, sehingga menyumbat aliran darah menuju otak.
3) Embolus menyumbat pembuluh arteri di otak.
4) Pembuluh darah otak pecah, karena tekanan darah yang tinggi.
5) Adanya tumor di otak yang menyumbat aliran darah menuju otak.
i.) AIDS dan Defisiensi Sistem Imun
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang menyebabkan seseorang tidak memiliki sistem imun. Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem untuk memproteksi tubuh terhadap serangan penyakit (antigen). Manusia memiliki sistem kekebalan karena di dalam tubuh manusia terdapat sel-sel monosit yang memiliki kemampuan memfagosit kuman, serta limfosit B (sel B), limfosit T (sel T) yang memiliki kemampuan menghasilkan antibodi. Antibodi bekerja dengan cara mengikat antigen sehingga antigen tidak dapat menyerang sel-sel lain.
AIDS disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Syndrome). Virus HIV/AIDS mampu menyerang limfosit T (sel T) sehingga seseorang yang terserang oleh virus tersebut tidak memiliki kekebalan. Akibatnya orang tersebut rentan terhadap serangan penyakit yang lain. Tubuh tanpa sistem kekebalan bagaikan sebuah Negara yang tidak memiliki tentara, sehingga mudah dihancurkan oleh musuh.

h. Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh manusia dapat diperoleh secara alami dan buatan yang masing-masing dibedakan menjadi kekebalan aktif dan pasif.
a.) Kekebalan Aktif Alami
 Kekebalan yang terjadi karena sel menghasilkan antibodi disebut kekebalan aktif alami. Antibodi diproduksi sebagai respon adanya antigen (benda asing), misalnya kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
b.) Kekebalan Pasif Alami
 Selama perkembangan mamalia, beberapa antibodi diberikan dari ibu kepada anaknya melalui plasenta atau air susu. Kekebalan yang diperoleh itu disebut kekebalan pasif alami. Kekebalan pasif berlaku hanya untuk waktu singkat setelah lahir.

c.) Kekebalan Aktif Buatan
 Selain diperoleh secara alami, kekebalan aktif dapat diusahakan sendiri oleh manusia sehingga disebut kekebalan aktif buatan. Kekebalan aktif buatan dapat dibuat dengan member sejumlah kecil antigen, yaitu vaksin, ke dalam tubuh. Vaksin adalah kuman penyakit yang telah dilemahkan sehingga tidak membahayakan tubuh. Vaksin akan mengaktifkan sel-sel penghasil antibodi yang akan siap berproduksi bila ada mikroorganisme penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh. Teknik ini disebut imunisasi.
d.) Kekebalan Pasif Buatan
 Kekebalan pasif buatan dilakukan dengan memberikan antibodi ke dalam tubuh seseorang. Pada kekebalan pasif buatan ini, penerima tidak dipacu untuk membuat antibodinya sendiri. Jadi, tubuh langsung diberi antibodi siap pakai dari sumber luar tubuh.
Antibodi biasanya diperoleh dengan menyuntikan antigen yang sesuai dengan penyakit tertentu ke hewan yang cocok, kemidian antibodi yang terbentuk pada hewan tersebut diambil. Antibodi dapat pula diperoleh dengan mengekstraksinya dari darah orang lain yang telah mempunyai antibodi tersebut.
Kekebalan pasif buatan dapat diperoleh dengan segera tapi tidak bertahan lama dan hanya berlaku selama antibodi buatan masih ada. Karena antibodi merupakan protein, dan protein selalu diuraikan dan digantikan, antibodi tersebut hanya bertahan beberapa minggu. Sebaliknya, pada imunitas aktif, individu dirangsang untuk menghasilkan antibodi sendiri, dan kekebalan dapat bertahan sepanjang umur.

C. TEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM SIRKULASI
a. Golongan Darah Dan Pengujian Keturunan
Golongan darah merupakan sifat yang diwariskan, oleh sebab itu golongan darah ayah dan ibu dapat digunakan sebagai penentu golongan darah anak. Sebaliknya golongan darah anak dapat digunakan untuk memprediksi golongan darah orang tuanya jika terjadi sengketa mengenai siapa orang tua dari seorang anak yang diperebutkan. Berikut tabel kemungkinan golongan darah orang tua dan anak:
Golongan darah
orang tua Kemungkinan golongan
darah anak Golongan darah yang
tidak mungkin muncul
A + A A, O AB, B
A + B A, B, AB, O -
A + AB A, B. AB O
A + O A, O B, AB
B + B B, O A, AB
B + AB A, B, AB O
B + O B, O A, AB
AB + AB A, B, AB O
AB + O A, B AB, O
O + O O A, B, AB

b. Operasi Jantung Dan Pembuluh Darah
Operasi jantung dan pembuluh darah mula-mula dilakukan pada tahun 1930-an. Namun operasi jantung mulai berkembang setelah diciptakan mesin seperti jantung pada tahun 1953. Selama operasi jantung, jantung dibuat tidak aktif. Sebagai gantinya, agar pasien tetap hidup dipasanglah mesin jantung yang berfungsi menggantikan fungsi jantung, memompa dan memberi oksigen ke dalam darah. Mesin jantung ini memiliki saluran yang berhubungan dengan vena cava (pembuluh darah balik besar) dan aorta. Mula-mula pompa mesin jantung menyedot darah dari vena cava jantung (darah kaya CO2) untuk dibawa menuju oksigenator darah diperkaya dengan oksigen dan diambil CO2-nya. Darah yang sudah kaya oksigen dan tidak mengandung CO2 dipompa menuju aorta dan dari aorta darah terpompa ke seluruh tubuh.
Agar darah tidak menggumpal selama operasi, darah diberi heparin yang merupakan senyawa antikoagulan. Setelah operasi selesai dan sirkulasi darah kembali dikendalikan oleh jantung, maka aktivitas heparin dinetralkan menggunakan protamin sulfat.
Pada orang yang mengalami sakit jantung koroner, dilakukan operasi bypass. Sakit jantung koroner merupakan sakit jantung yang diakibatkan oleh terhambatnya suplai darah ke jantung karena pembuluh darah yang membawa darah ke jantung (pembuluh darah nadi koroner) tersumbat oleh lemak dan/atau garam-garaman. Operasi bypass pembuluh koroner merupakan proses pencangkokan pembuluh darah barudari aorta menuju ke jantung. Pembuluh darah yang dicangkokkan ini diambil dari pembuluh darah kaki.
c. Transplantasi Jantung
Transplantasi jantung adalah mengganti jantung pasien yang sudah rusak dengan jantung baru yang masih baik. Keberhasilan transplantasi jantung pertama kali dilakukan pada 3 Desember 1967. Dr. Christian Barnard mengambil jantung seorang pasien yaitu Louis Washkansky yang rusak dan menggantinya dengan jantung yang masih baik dari seorang wanita yang meninggal akibat kecelakaan. Operasi ini merupakan cikal bakal berkembangnya transplantasi jantung. Pasien yang menjalani transplantasi jantung yang masih hidupsampai 18 tahun setelah operasi. Proses transplantasi jantung mengakibatkan adanya respon penolakan atau respons imun dari tubuh resipien. Namun para ahli mampu menekan respons imun ini dengan pemberian obat-obatan.
d. Jantung Buatan
Implantasi jantung buatan pada pasien pertama kali dilakukan oleh Barney Clark pada 2 Desember 1982, 15 tahun setelah keberhasilan transplantasi jantung. Jantung buatan yang berhasil diimplantasikan pertama kali adalah jantung buatan yang diberi nama Jarvik-7. Nama ini diambil dari nama pembuatnya yaitu Dr. Robert K. Jarvik.

REFERENSI
Syamsuri, Istamar.dkk. 2004. Biologi SMA Semester I. Jakarta: Erlangga
http://id.wikipedia.org/wiki/Donor_darah. Download 08 April 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Transfusi_darah. Download 08 April 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Jantung. Download 08 April 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah. Download 08 April 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Darah. Download 08 April 2010